IBNU C.R

IBNU C.R

Selasa, 11 Oktober 2011

PERILAKU KONSUMEN



PERILAKU KONSUMEN


PEMBUKA
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

ISI
Kita mempelajari tentang perilaku konsumen dengan alasan sebagai alat penganalisis konsumen, yaitu berguna untuk menjadi dasar suatu Manajemen Pemasaran,juga sebagai pengetahuan menyeluruh tentang perilaku manusia dalam kehidupan kesehariannya,dan juga karena perilaku konsumen akan memungkinkan seseorang menjadi konsumen yang lebih efektif dan efisien.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Konsumen

(1). Konsumen Individu
Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
(a). Kebutuhan konsumen,
(b). Persepsi atas karakteristik merek, dan 
(c). Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik
personalia.

(2). Pengaruh Lingkungan
Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
(a). Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan),
(b). Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen),
(c). Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan
(d). Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

(3). Marketing strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam
memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(a). Barang
(b). Harga
(c). Periklanan dan
(d). Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan  pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi
pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.



PENUTUP

Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian
masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama
evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi
mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi
secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang
sama lagi.

Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran.
Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data
penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang
mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari
merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran
diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan
kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan
pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah
pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.





Minggu, 09 Oktober 2011

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN TERHADAP AIR MINERAL DALAM KEMASAN

PENDAHULUAN


1.1 LATAR BELAKANG


Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik,
karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Selain itu
konsumen berasal dari beberapa segmen, sehingga apa yang diinginkan dan
dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Produsen perlu memahami perilaku konsumen
terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan
berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang
dihasilkan.
Mengutip dari jurnal yang disusun oleh Asih Pruwanto.Di zaman Global warming seperti ini air mineral merupakan barang yang sangat dibutuhkan oleh seluruh  masyarakat di Indonesia, seperti di kota besar di jakarta air mineral sangat banyak digunakan di berbagai kalangan baik pria,wanita, orang tua, remaja, dan anak-anak. Dahulu masyarakat berpikiran air mineral dalam kemasan tidak sangat dibutuhkan,namun kini seiring berjalannya waktu dan cuaca tak menentu,. 


".Dengan adanya penganalisian tersebut memberikan insipirasi bagi pengusaha untuk membuat inovasi baru dengan mempromosikan keunggulan-keunggulan yang mereka miliki.
Dalam hubungan dengan penciptaan nilai kepuasan bagi pelanggan, dimensi-dimensi yang menjadi fokus pada kualitas produk dan pelayanan, antara lain:
(1). Reputasi (reputation)
(2.) Ciri-ciri atau keistimewaaan tambahan (features)
(3.) Kehandalan (reliability).
(4) Kesesuaian dengan spesifikasi (confirmance to specifications).
(5.) Daya tahan (durability digunakan.
(6.) Kemampuan pelayanan (serviceability)
(7). Estetika (estebility)
Kini beberapa merk air mineral dalam kemasan yang ada di Indonesia diantaranya :


-AQUA
-VIT
-2TANG
-PRIM-A
-ADES





AIR MINUM DALAM KEMASAN
POSISI
MERK
1
AQUA
2
VIT
3
2TANG
4
ADES





Assael (1995) dalam Sodik (2004) mengembangkan model perilaku
konsumen dengan menetapkan tiga faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
konsumen. Faktor pertama yang berpengaruh pada konsumen adalah stimuli.
Stimuli menunjukkan penerimaan informasi oleh konsumen dan pemprosesan
informasi terjadi saat konsumen mengevaluasi informasi dari periklanan,
teman atau dari pengalaman sendiri. Pengaruh kedua berasal dari karakteristik
pribadi konsumen meliputi persepsi, sikap, manfaat serta karakteristik
konsumen (demografi, kepribadian, gaya hidup). Pengaruh yang ketiga respon
konsumen yaitu hasil akhir dari proses keputusan konsumen dan suatu
pertimbangan yang menyeluruh dari semua faktor diatas.


1.2 RUMUSAN MASALAH


1.Apakah kualitas produk berpegaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian produk air mineral dalam kemasan pada masyarakat wilayah
Jakarta?
2. Apakah promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
produk air mineral dalam kemasan pada masyarakat wilayah Jakarta?
3. Apakah desain  berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
air mineral dalam kemasan  pada masyarakat wilayah Jakarta?
4. Apakah secara bersama-sama kualitas produk, promosi, dan desain
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk air mineral dalam kemasan pada masyarakat wilayah Jakarta?




1.3 TUJUAN




Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produksi, promosi, dan desain
terhadap keputusan pembelian produk air mineral dalam kemasan pada
masyarakat wilayah Jakarta
2. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian produk air mineral dalam kemasan  pada masyarakat
wilayah Jakarta


BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 KONSEP PENELITIAN




Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi
konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan
pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain
mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide,
pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar
adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan
pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk
menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.
Keinginan untuk membeli timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin
memakai produk yang dilihatnya, menurut Howard dan Shay (dalam Basu Swastha
Dharmmesta, 1998) proses membeli (buying intention) akan melalui lima tahapan,
yaitu :
1. Pemenuhan kebutuhan (need)
2. Pemahaman kebutuhan (recognition)
3. proses mencari barang (search)
4. Proses evaluasi (evaluation)
5. Pengambilan keputusan pembelian (decision)


Informasi mengenai produk mendasari proses membeli sehingga akhirnya
muncul suatu kebutuhan, di sini konsumen akan mempertimbangkan dan memahami
kebutuhan tersebut, apabila penilaian pada produk sudah jelas maka konsumen akan
mencari produk yang dimaksud, yang kemudian akan berlanjut pada evaluasi produk
dan akhirnya konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli atau memutuskan
untuk tidak membeli yang disebabkan produk tidak sesuai dan mempertimbangkan
atau menunda pembelian pada masa yang akan datang.
Menurut Swastha (1990 :  98), untuk memahami perilaku konsumen dalam
memenuhi kebutuhannya, dapat dikemukakan dua model proses pembelian yang
dilakukan oleh konsumen, yaitu :
1. Model phenomenologis, model perilaku konsumen ini berusaha
mereprodusir perasaan-perasaan mental dan emosional yang dialami
konsumen dalam memecahkan masalah pembelian yang sesungguhnya.
2. Model logis, model perilaku konsumen yang berusaha menggambarkan


struktur dan tahap-tahap keputusan yang diambil konsumen mengenai (a)
jenis, bentuk, modal, dan jumlah yang akan dibeli, (b) tempat dan saat
pembelian, (c) harga dan cara pembayaran.
Setelah konsumen memperoleh informasi tentang suatu produk mereka
menggunakan informasi tersebut untuk mengevaluasi sumber-sumber pada ciri-ciri
seperti karakteristik barang dagangan yang  dijual, pelayanan yang diberikan, harga,
kenyamanan, personil dan fisik (Boyd et al, 2000 : 129). Konsumen biasanya




memilih sumber yang mereka anggap memperlihatkan ciri yang paling penting bagi
mereka.
Suatu pembalian tidak langsung terjadi  terlebih dahulu dengan mengetahui,
mengenal dan kemudian memiliki produk tersebut (Koeswara, 1995 : 75), dalam
Theofillus Kusuma Adhi (2006). Menurut  Koeswara, tahap-tahap proses pembelian
ini dapat dibagi atas lima langkah, yaitu :
• Mengetahui masalahnya (Recognation of problem)
• Mencari informasi (Search for information)
• Mengevaluasi setiap altrnatif (Evaluation of alternatif)
• Memilih salah satu alternatif (Choice)
• Menentukan hasil pilihan (Outcome)


2.1.1 KUALITAS PRODUK



Produk didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan ke dalam pasar
untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1992).
Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan
pelengkap inovatif yang terbaik (Hadi, 2002). Produk yang berkualitas adalah produk
yang mampu memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.
Menurut David Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat
melalui delapan dimensi sebagai berikut (Umar, 2002 : Lupiyoadi, 2001) :














1. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut.
2. Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya.
3. Reliability, hal yang berkaitan dengan  probabilitas atau kemungkinan
suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam
periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan
pelanggan.
5. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang.
6. Serviceability, yaitu karakteristik yang  berkaitan dengan kecepatan,
kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang.
7. Asthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilainilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
preferensi individual.
8. Perceived quality, konsumen tidak selalu memiliki informasi yang
lengkap mengenai atribut-atribut  produk. Namun demikian, biasanya
konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak langsung.




Kualitas sebagai mutu dari atribut atau sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan
dari dalam produk dan jasa yang bersangkutan. Kualitas biasanya berhubungan
dengan manfaat atau kegunaan serta fungsi dari suatu produk. Kualitas merupakan
faktor yang terdapat dalam suatu produk yang menyebabkan produk tersebut bernilai
sesuai dengan maksud untuk apa produk itu  diproduksi. Kualitas ditentukan oleh
sekumpulan kegunaan atau fungsinya, termasuk di dalamnya daya tahan,
ketergantungan pada produk atau komponen lain, eksklusive, kenyamanan, wujud luar
(warna, bentuk, pembungkus dan sebagainya).
Kualitas mempunyai peranan penting baik dipandang dari sudut konsumen
yang bebas memililh tingkat mutu atau dari sudut produsen yang mulai
memperhatikan pengendalian mutu guna mempertahankan dan memperluas
jangkauan pemasaran. Kualitas diukur menurut pandangan pembeli tentang mutu dan
kualitas produk tersebut.


2.2 HIPOTESIS




Hipotesis – hipotesis yang akan dijawab dalam penelitian ini mengacu pada
telaah pustaka yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan telaah
pustaka, maka beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah  :
 H1 : Kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan   konsumen dalam
membeli air minum dalam kemasan.
  H2 : Harga kompetitif berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam
membeli air minum dalam kemasan.
H3 : Citra Merek berpengaruh positif terhadap keputusan konsumen dalam membeli
air minum dalam kemasan.


2.3 PENGEMBANGAN HIPOTESIS




Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu mengidentifikasi
konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walaupun banyak keputusan
pembelian melibatkan hanya satu pengambilan keputusan, keputusan yang lain
mungkin melibatkan beberapa pesarta yang memerankan peran, pencetus ide,
pemberi pengaruh, pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Di sini tugas pemasar
adalah mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan
pengaruh mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk
menarik dan mencapai pesasrta kunci seperti halnya pembeli.loa


3. METODE PENELITIAN


3.1 LOKASI PENELITIAN


Lokasi penelitian pada analisis ini adalah "toko kak ita" yang berletak di Tanjung barat Jagakarsa jakarta selatan.

3.2 OBJEK PENELITIAN


Objek penelitian yang dihimpun untuk penelitian ini adalah dari para pelanggan yang datang berbelanja ke Toko Kak ITA. Objek itu sendiri pun dibatasi hanya pada tingkat kepuasan pelanggan-pelanggan tersebut terhadap variabel-variabel air minum dalam kemasan.


3.3 IDENTIFIKASI VARIABLE


Variable dalam penelitian ini adalah air dalam kemasan yang dijual di toko Kak Ita .


3.4 Definisi Variable.



Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis, yaitu menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik di dunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar kepada variabel, sedangkan hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti. Atribut itu misalnya : Tidak sekolah, tidak tamat SD, tidak tamat SMP. Maka variabelnya adalah tingkat pendidikan dari objek penelitian itu. Variabel tingkat pendidikan merangkum semua atribut tadi.
Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah. Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya.
Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu.. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat, Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa pecahan. Apabila diambil dua bilangan bulat yang wajar sebagai nilai variabel, terdapat tak hingga banyaknya angka-angka yang mungkin menjadi nilai dari variabel yang sedang diukur itu. Ini jika digambarkan akan memberi kesan bahwa nilai-nilai variabel itu bersambung atau kontinu.


3.5 JENIS SUMBER DATA



Ada dua jenis data berdasarkan dari sifatnya (Sugiono, 1999:13), yaitu sebagai berikut:
a.) Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk numerik atau angka, yaitu data berupa jumlah pelanggan yang datang berbelanja ke Toko Kak Ita dalam kurun waktu 1 x 24 jam
b.) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kategori atau bukan angka, yaitu jawaban dari responden yang menyatakan suatu kepuasan.
Sedangkan jenis data berdasarkan sumbernya (Mantra 2001:47) terdapat dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a.) Data primer adalah data yang terambil dari wawancara terstruktur kepada para responden dengan mempergunakan kuesioner. Para responden di sini adalah pelanggan-pelanggan yang datang berkunjung dan berbelanja ke Toko Kak Ita .
b.) Data sekunder adalah data yang terambil dari catatan pembukuan dari Toko Sanjaya tentang seberapa banyak jumlah konsumen yang melakukan transaksi di toko tersebut.


3.6 UJI INSTRUMEN PENELITIAN



a. Uji Validitas  
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya 
penelitian. Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan 
mengetahui valid tidaknya butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan 
5% nilai r hitung > r variabel maka dapat disimpulkan bahwa butir 
instrumen tersebut valid. 
b. Uji Reliabilitas  
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah instrumen memiliki 
indeks kepercayaan yang baik jika diujikan berulang. Uji reliabilitas 
dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach, untuk 
mengetahui tingkat reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian 
jika dari hasil uji reliabilitas instrumen dari keempat variabel penelitian





3.7 TEKNIK ANALISIS DATA 



Analisis Regresi Linier Berganda  
Analisis Regresi Linier Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh 
kualitas produk, promosi, dan desain terhadap keputusan pembelian. 
Persamaan regresi yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 







Y= a  + ß1 X1 + ß2 x2 + ß3 X3 + e


Keterangan:


            Y = keputusan pembelian 
            X= kualitas produk 
            X2= promosi
            X3= desain
            a = konstanta
            ß 1= koefisien regresi variabel kualitas produk
            ß2 = koefisien regresi variabel promosi
            ß3 = koefisien regresi variabel desain
            e    = pengganggu (error)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Responden Berdasarkan Usia  
Informasi mengenai usia responden sangat penting untuk diketahui, karena 
perbedaan umur masing-masing responden sangat berpengaruh terhadap sikap dan 
cara pandangnya dalam menilai keunggulan produk air mineral dalam kemasan yang 
melatar belakangi keputusan membelinya. Di samping itu juga akan diketahui usia 
terbanyak yang membeli atau menggunakan air minum dalam kemasan. 
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa sebagian besar responden berusia muda, 
yaitu kelompok usia 18-27 tahun sejumlah 53 orang dengan persentase 54,6 persen, 
yang diikuti oleh responden yang berusia 28-37 tahun dengan persentase 19,6 persen, 
responden yang berusia 38-47 tahun dengan persentase 12,4 persen, responden yang 
berusia di bawah 18 tahun dengan persentase 11,3 persen, dan responden yang 
berusia 48-55 tahun dengan persentase 2,1 persen. 
Dari informasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengguna sepeda air minum dalam kemasan yang terbesar adalah pengguna berusia muda dan berjiwa muda. 







5. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 




5.1 Bab ini berisi simpulan dan implikasi kebijakan berdasarkan hasil analisis 
yang diuraikan pada bab sebelumnya. Bagian pertama akan disimpulkan hasil–hasil 
dari pengajuan hipotesis, kemudian dilanjutkan pada penarikan kesimpulan mengenai 
masalah penelitian. Bagian berikutnya akan diuraikan mengenai implikasi – implikasi 
teoritis yang muncul dalam penelitian ini, yang diharapkan dapat berguna bagi 
pengembangan kemampuan manajerial para pemilik perusahaan. Keterbatasan 
penelitian merupakan bagian khusus yang akan menjelaskan tentang kendala – 
kendala dalam hal – hal yang membatasi peneliti. Bagian akhir akan dibahas 
mengenai kemungkinan – kemungkinan pengembangan peneliti di masa mendatang. 



5.2 Kesimpulan Masalah Penelitian 
Seperti yang telah diuraikan dalam Bab 1 bahwa permasalahan yang akan 
dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap konsumen untuk melakukan 
keputusan pembelian. Hasil penelitian ini berhasil menemukan bahwa ada tiga faktor 
yang dapat mempengaruhi secara signifikan sikap konsumen yaitu kualitas produk, 
harga kompetitif, dan citra merek. Dari ketiga faktor tersebut, faktor citra merek 
ternyata memilki pengaruh paling kuat terhadap sikap konsumen dibandingkan 
dengan kualitas produk dan harga kopetitif. 

Temuan ini menunjukkan perusahaan sebaiknya memberikan perhatian lebih 
pada harga kompetitif dan kualitas produk yang baik sesuai dengan keinginan 
konsumen, memberikan segala sesuatu yang maximal dalam kualitas seperti 
performance dalam hal imi berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan 
merupakan karakteristik utama yang di pertimbangkan dalam membeli barang 
khusunya aqua ,conformance hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian 
terhadap spesifikasi air minum dalam kemasan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan 
keinginan pelanggan dan serviceability yaitu karakteristik air minum dalam kemasan yang 
berkaitan langsung dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam 
memberikan layanan untuk perbaikan barang.adapun harga kompetitif dalam 
persaingan yang ketat saat ini harus di perhatikan peranan informasi dari harga 
,dimana fungsi harga air minum dalam kemasan dalam mendidik konsumen mengenai faktor –faktor 
produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam kondisi dimana 
konsumen air minum dalam kemasan mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau 
manfaatnya secara obyektif. 



5.3 Implikasi Teoritis 


Berdasarkan hasil analisis terhadap jawaban dari responden sebagaimana yang 
telah diuraikan pada bab IV, maka beberapa implikasi teoritis yang muncul adalah 
sebagai berikut: 


1. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan 
antara citra merek terhadap keputusan pembelian. Hal ini mendukung 

penelitian Helman, Bowman dan wright (2000), meeka menyebutkan bahwa 
seseorang akan melelui tiga tahap proses sebelum konsumen memutuskan 
untuk membeli suatu merek. Tiga tahap proses tersebut antara lain : 
mengumpulkan informasi, mencari merek, menggabungkan informasi. 
2. Chandra Shekaran et al (1996) menyatakan bahwa suatu pemilihan terhadap 
merek akan melalui suatu pola yaitu seseorang akan membantu suatu ide atau 
suatu kepercayaan akan beberapa alternative kemudian membangun suatu 
preferensi tersebut dan akhirnya konsumen mengambil keputusan. Di sisi 
lain nilai yang dipersepsikan akan merek juga harus di dukung dengan harga 
yang kompetitif dan kesediaan konsumen untuk membayar yang nantinya 
akan mempengaruhi konsumen untuk membeli. 
3. Peneliti lain yaitu Rao dan Monroe (1989) menyatakan bahwa konsumen 

mempunyai anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan 
kualitas suatu produk. Dengan demikian konsumen akan membandingkan 
antara produk satu dengan yang lainnya sebelum sampai pada keputusan 
membeli suatu produk. 


5.4  Implikasi Manajerial 
Penelitian ini berhasil memperoleh bukti empiris bahwa variabel kualitas 
produk terhadap keputusan pembelian adalah positif dan signifikan. Dan harga 
kompetitif terhadap keputusan pembelian adalah positif dan signifikan. Demikian 
halnya, dengan citra merek terhadap keputusan pembelian adalah positif dan 
signifikan.