IBNU C.R

IBNU C.R

Sabtu, 06 November 2010

Ilmu Tajwid






ILMU TAJWID

1. Cara membaca ادغام متجانسينdan contohnya:
Dimasukkan (di-idghom-kan atau di-tasydid-kan) kedalam huruf yang kedua, contohnya: طائفهاحنت
2. Definisi ادغام متقاربينadalah apabila ada (ذ - ث), (م - ن), (ك – ق), contohnya: معنا اركب
3. غنه adalah dengung, huruf-hurufnya: ن dan م
4. Mad (مد) menurut bahasa adalah memanjangkan atau sesuatu yang memanjang. Menurut pendapat yang lain adalah Az Ziyadah (الزده) yaitu sesuatu yang tambah. Sedangkan menurut Istilah adalah memanjangkan suara huruf dari huruf-huruf mad.
5. Huruf-huruf mad yaitu:
1. Alif mutlak jatuh setelah fathah, contoh: قَا لَ , مُوْسى
2. Wawu mati jatuh setelah dhommah, contoh: قُوْلُوْا , كونُوْا
3. Ya’ mati jatuh setelah kasroh, contoh : أ مِنِيْنَ
6. Mad Asli atau Thobi’I yaitu apabila ada wawu mati ( وْ) jatuh setelah dhommah, ya’ mati (يْ) jatuh setelah kasroh dan (ا ) alif jatuh setelah fathah dan tidak bertemu dengan sukun dan hamzah.
7. Panjangnya Mad Asli atau Thobi’I yaitu satu alif atau dua harokat. Contoh : نُوْ حِيها
8. Mad Wajib Muttashil adalah Apabila ada mad thobi’i atau mad ashli bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Contoh : جاء , سوء , هنيئاً
9. Mad Jaiz Munfashil adalah Apabila ada mad thobi’i atau mad ashli bertemu dengan hamzah dilain kalimat. Contoh : بما أ نزل , قوْا أَ نفُسكمْ
10. Mad Badal yaitu apabila ada dua hamzah yang kumpul dalam satu kalimat, maka hamzah yang kedua diganti dengan huruf yang sesuai dengan harokat pertamanya (sejenis) yaitu :
a. Jika dua hamzah berharokat fathah, maka hamzah yang kedua diganti dengan alif . Contoh: ءَ امَنَ asalnya ءَءْ من
b. Jika dua hamzah berharokat dhommah, maka hamzah yang kedua diganti dengan wawu . Contoh : اُوْ تُوُا asalnya ءُ ؤْ توا
c. Jika dua hamzah berharokat kasroh, maka hamzah yang kedua diganti dengan ya’. Contoh : اِْيما نًا asalnya إئْمانًا
11. Contoh bacaan مد فرق dalam ilmu tajwid : قل آلله اذن لكم (يونس) آالدكرين حرم ام الا نثيين (الانعام)
12. Huruf Mad Lazim Harfi Mukhoffaf ada 8 , digabungkan dalam kalimat ﺴﻧﻗﺺﻋﻟﻣﻚ , contohnya: يس , الر , حم
13. Bacaan مدبدل : بني آدم
14. مدصله طويله adalah ha dhomir (ه) yang diapit harokat dan menghadapi hamzah (ء),
contoh:أخلده ماله
15. مدعارض للسكون adalah mad yang bertemu sukun karena diwaqofkan. Mad ini boleh dibaca satu alif, dua alif atau tiga alif. Contoh : إن الله سميع بصير
16. Contoh اخفاء شفوى : إعتصم بالله
17. إخفاء حققى adalah bila nun mati atau tanwin bertemu dengan salah satu dari 15 huruf إخفاء حققى yaitu: ت ث ج د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ف ق ك contohnya: من جوع
18. إقلاب adalah mengganti suara nun mati (نْ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ) dengan suara “M” dengan berdengung saat bertemu dengan huruf iqlab yakni ب , contoh: سميع بصير
19. إدغام بلاغنه adalah memasukkan nun mati (نْ) atau tanwin ( ً ٍ ٌ) ke dalam huruf sesudahnya (memasukkan tanpa dengung); tanpa ditahan. Huruf-huruf idgham bilaghunnah adalah ر ل
20. Surat النمل di tengah ayatnya ada bacaan basmalah
21. Ciri-ciri (ل) yang dibaca tebal adalah ketika huruf (ل) tersebut berada pada lafadz Allah dan didahului oleh harokat fathah/dhomah.
22. إظهار حلقى adalah melafadhkan huruf إظهار dari makhrojnya dengan suara jelas atau terang dengan tanpa disertai mendengung (بلاغنه)
Jumlah huruf idhar ada enam yaitu : ء هـ ع ح غ خ
Dinamakan حلقى dikarenakan keenam huruf tersebut tempat keluarnya adalah berada di tenggorokan, Kaidah إظهار حلقى : Jika ada nun mati atau tanwin yang bertemu dengan salah satu dari huruf halaq yang enam tersebut, maka harus dibaca dengan suara terang atau jelas, baik bertemunya itu dalam satu kalimat atau dilain kalimat. Contohnya: انْعَمْتَ , سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ , يَنْهَوْنَ
23. Bacaan مد فرقى dalam Al-Qur’an ada 4, yaitu 2 ayat dalam surat Al-An’am, 1 ayat dalam surat Yunus, dan 1 ayat lagi dalam surat An-Naml.
24. Arti dari muttashil (متصل) adalah bersambung.
25. Cara membaca إخفا حقيقى adalah samar-samar antara Idhar dan Ikhfa .
26. Arti dari إخفاء حقيقى adalah samar dengan sungguh-sungguh.
27. Mad Iwadl yaitu apabila ada isim yang alamat nashobnya memakai tanwin “fathatain” (selain fathatainnya ta’ ta’nis yang mufrod mahal nashob) dan berada pada perwaqofan/berhenti, maka huruf yang bertanwin itu dihilangkan tanwinnya.
Contoh : سَمِيْعًا عَلِيْمًا, قَوْ لًا كَريْماً
28. Panjanganya Mad Iwadl harus satu alif tidak kurang dan tidak lebih
29. Mad Tamkin, Tamkin artinya adalah menetapkan. Yaitu apabila ada ya’ yang tasydid berharokat kasroh jatuh setelah ya’ mati dalam satu kalimat/perkataan. Contoh : أمِّيِّيْنَ, واذا حيّيْتم panjangnya adalah satu alif
30. Mad Shilah Qoshiroh adalah Apabila ada ha’ dhomir mufrod mudzakkar ghoib berupa huruf hidup jatuh setelah huruf yang hidup dan tidak bertemu dengan hamzah atau sukun, maka dibaca panjang. Contoh : إنّهُ بعبا دهِ خبيرُ. Lama membacanya satu alif atau dua harokat
31. Mad Lazim Kilmi Mutsaqqol adalah Apabila ada mad asli yang bertemu dengan huruf yang bertasydid dalam satu kalimat, maka dibaca panjang ( tiga alif atau enam harokat ). Contoh : الحآ قّةُ, ولا الضآلّيِنَ
32. Mad Lazim Kilmi Mukhoffaf adalah apabila ada mad yang bertemu dengan sukun dalam satu kalimat/perkataan, maka harus dibaca panjang dan tidak boleh diidghomkan
33. Tashil artinya mudah atau ringan, terdapat pada surat Fushshilat ayat 44 juz 24. yang berbunyi ااعجَمِيٌّ وعرَبيٌّ
34. Imalah artinya condong antara fathah dan kasroh, terdapat pada surat Hud ayat 41 juz 12 yang berbunyi : مَجْرا يها
35. Isymam Artinya mencampur atau mengumpulkan, terdapat pada surat Yusuf ayat 11 juz 12 yang berbunyi لاتَأْ منَّا
36. Lam Taghlidh yaitu lam yang harus dibaca dengan tebal atau berat khususnya yang terdapat pada Lam Jalalah yang jatuh setelah harokat fathah atau dhommah :اللّهُ لاَإِ لهَ ِالاَّ هُوَ
37. Asma’ul Huruf/ Lughoh al Huruf yaitu nama dari satu persatu dari keseluruhan huruf hijaiyyah, baik huruf itu telah dirangkai atau belum dirangkai dengan huruf yang lain asal belum berharokat
38. Nama-nama hijaiyyah itu dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Huruf-huruf hijaiyyah yang memang hanya mempunyai satu nama atau lughot, jumlah hurufnya ada enam belas yaitu :
جيم, دال, ذال, سين, شين,صاد, ضاد,عين, غين, قاف,كاف,لام, ميم, نون, واو,الف
b. Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki empat nama /lughot, jumlah hurufnya ada satu yaitu : زَايٌ, زَاء, زا, زِيٌّ
c. Huruf-huruf hijaiyyah yang memiliki dua nama/lughot, jumlah hurufnya ada dua belas dengan menggunakan istilah Mad dan Qoshr
39. Musammayatul Huruf adalah semua huruf hijaiyyah yang telah menerima harokat (baik huruf itu hidup atau mati) dan telah dirangkai dengan huruf lain
40. Contoh huruf mati yaitu dengan menambah hamzah washol didepannya : اَض اِضْ اُضْ
41. Contoh huruf yang hidup yaitu dengan menambah dlod mati dibelakangnya : بَضْ بِضْ بُضْ
42. Jumlah makhorijul huruf secara terperinci terbagi menjadi tujuh belas tempat sedang jika disederhanakan, maka menjadi lima bagian yaitu :
a. Al Jauf (lubang Hidung)
b. Al Halqu (kerongkongan)
c. Al Lisan (lidah)
d. Asy Syafatain (Dua bibir)
e. Al Khoisyum
43. Secara garis besar sifat-sifat huruf ini terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Sifat Al ‘Aridloh
b. Sifat Al Lazimah
44. Waqof menurut bahasa adalah berhenti. Sedangkan menurut istilah adalah menghentikan suara dan perkataan sebentar (menurut adat) untuk bernafas bagi Qori’ dengan niat untuk melanjutkan bacaan selajutnya dan bukan berniat untuk meninggalkan bacaan (Qoth’) yang biasanya disunnahkan dengan membaca tashdiq
45. Qhoto’ menurut bahasa adalah memotong, sedangkan menurut istilah adalah menghentikan bacaan sama sekali sesudah memotong bacaan, maka gari qori’ jika hendak membaca lagi dia disunnahkan isti’adzah.
46. Ibtida’ menurut bahasa adalah memulai, sedangkan menurut istilah adalah memulai bacaan sesudah seorang qori mewaqofkan bacaanya
47. Secara garis besar waqof terbagi menjadi empat yaitu :
a. Waqof Idlthirori ( اضْطِرَارى )artinya terpaksa, yaitu dilakukan seorang qori’ dikarenakan kehabisan nafas, batuk lupa dan sebagainya
b. Waqof Inthidhori ( انتِظارى ) artinya berhenti menunggu; yaitu Qori berhenti pada sebuah kata yang perlu untuk menghubungkan dengan kalimat wajah yang lain (menurut- versi bacaan-bacaan imam sab’ah) karena adanya perbedaan riwayat
c. Ikhtibari ( اختِبَارِى ) artinya berhenti untuk diuji, yaitu ketika qori’ diuji untuk menerangkan al Maqthu’ (kata terpotong), ketika ditanya seorang juri. Atau boleh bagi seorang pengajar Al Qur an memutus-mutus ayat pada anak didiknya (untuk memudahkan).
d. Ikhtiyari ( اختِيَارِى ) artinya berhenti yang dipilih, adalah waqof yang ada unsur kesengajaan, bukan karena sebab-sebab yang tersebut diatas
48. Waqof Ikhtiyari ini dibagi menjadi empat bagian yaitu:
a. Waqof Tam ( وقف تام ), Berhenti pada perkataan yang sempurna susunan kalimatnya dan tidak ada kaitan dengan kalimat yang sesudahnya, baik lafadh maupun maknanya
b. Waqof Kafi ( وقف كافى ), Berhenti pada perkataan yang sempurna susunan lafadh atau kalimatnya (i’robnya), akan tetapi masih ada kaitan arti/makna dengan kalimat sesudahnya. Jika berhenti disini, maka seorang Qori’ tidak perlu lagi mengulangi dengan kalimat sesudahnya
c. Waqof Hasan ( وقف حسن ), Berhenti pada akhir kalimat yang telah sempurna susunan kalimatnya, akan tetapi masih ada hubungannya baik dari segi lafadh ataupun maknanya dengan kalimat sesudahnya.
Hukum berhenti pada waqof hasan adalah boleh dan baik tanpa mengulangi dengan kalimat sesudahnya
d. Waqof Qobih ( وقف قبيح ), Berhenti sebelum sempurna susunan kalimatnya, baik lafad atau bahkan maknanya. Seperti berhenti pada kalimat ملك pada ayat ملك النا س karena keduanya adalah susunan idhofiyyah
Waqof pada إلاّ contoh : إِنّ الإِنْسَانَ لَفِى خُسْرٍ () الاّ berhenti dan mengulang dari kalimat إلاّ
Hukum waqof ini adalah tidak boleh, terlebih jika ia dengan sengaja berhenti, padahal dia mengetahui akan ketidak bolehannya, maka haram hukumnya dan murtad karena jelas dengan sengaja ia mempermainkan firman Allah.
49. Waqof Jibril, Imam Asy-Syaqowi berkata : Sebaiknya para Qori’ untuk mengetaui waqof Jibril. Waqof Jibril yaitu waqof yang dilakukan oleh Malaikat Jibril ketika menyampaikan wahyu kepada Rasulullah
50. Ibtida’, Menurut bahasa adalah memulai, sedangkan menurut istilah adalah memulai bacaan sesudah seorang qori mewaqofkan.
Aturan-aturan dan macam-macam ibtida’ itu adalah sama dengan waqof (ibtida’ tam, kafi, hasan dan qobih)
51. Saktah, Menahan sejenak bacaan dengan tanpa bernafas. Hal ini disebabkan agar tidak salah dalam pengertiannya. Ukuran berhentinya adalah sekitar satu alif
52. Hukum Membaca Isti’adzah dan Basmallah:
Seorang Qori’ apabila hendak membaca Al Qur an, baik pada awal surat maupun ditengah-tengah surat, maka ia sunnah membaca ta’awudz sesuai dengan bacaan dari Rasulullah SAW :
( اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ)
Adapun dasar pengambilannya adalah firman Allah SWT surat Al Nahl ayat 98
فَإِذَا قَرَأْتَ القُرْان فَاسْتَعِذْ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Dikalangan ulama’ Qorro; terdapat beberapa lafadh isti’adzah, antara lain:
1.اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
2.اَعُوْذُ بِااللهِ العَظِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
3.اَعُوْذُ بِااللهِ السَّمِيْعِ العَلِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Sedangkan tata cara membaca isti’adzah, basmalah dan awal surat mempunyai empat cara menurut Imam Hafs an Ashim :
1. Memutus semua, contoh :
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمْ () بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ () الحَمْدُ للهِ
2.Menyambung basmallah dengan surat saja, contoh :
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمْ () بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الحَمْدُ للهِ
3.Menyambung isti’adzah dengan basmallah, contoh :
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ () الحَمْدُ للهِ
4.Menyambung semua, contoh :
اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ الحَمْدُ للهِ
Adapun menyambung ayat akhir surat dengan basmallah dan diwaqofkan, kemudian memulai surat selanjutnya, hal ini tidak diperbolehkan karena takut disangka bahwa basmallah itu terletak pada akhir surat, kecuali pada surat Al Taubah, contoh :
وَلاَ الضّآلِيْنَ بِسمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ () الم ذالِكَ
53. Ulama sepakat tidak membaca basmallah pada awal surat Al Taubah. Menurut Imam Ibn Hajar membaca basmallah pada awal surat Al Taubah hukumnya haram, sedangkan membaca basmallah ditengah-tengah surat Al Taubah hukumnya makruh. Pendapat ini banyak diikuti oleh Ulama Ahlul Quro’ dan Ahli Ada’. Hal tidak diperkenankannya membaca basmallah pada surat Al Taubah disebabkan oleh asbabunnuzul dari ayat tersebut.
54. Imam Romli berpendapat bahwa membaca basmallah pada awal surat Al Taubah hukumnya makruh, sedangkan membaca basmallah ditengah-tengah surat Al Taubah hukumnya mubah. Hal ini disebabkan karena tidak adanya nash shorih yang menjelaskannya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar